Chocolate Chip Cookie

Senin, 08 Agustus 2011

ALANGKAH INDAHNYA ISLAM


 kawan, entri kali ini tidak menyangkut puasa tapi masih dalam pembahasan islam, mari kita perdalami ilmu kita mengenai agama islam,agama kita yang diridhoi Alloh SWT. Semoga kita semakin yakin dan bisa dalam memperkuat ketebalan iman. amin... ok, saya ga panjang-panjang ngobrolnya, langsung aja baca entri kali ini....

Tema keindahan Islam sangat luas, panjang lebar sulit untuk diringkas dengan bilangan waktu yang tersisa. Sebelumnya, yang perlu kita ketahui adalah firman Allah.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Qs. Ali Imran: 19)
Juga firman-Nya.
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ
“Barang siapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima.” (Qs. Ali Imran: 85)
Jadi, agama yang dibawa oleh para nabi dan menjadi sebab Allah mengutus para rasul adalah dienul Islam. Allah mengutus para rasul untuk mengajak agar orang kembali kepada Allah. Para rasul datang untuk memperkenalkan Allah. Barang siapa menaati mereka, maka para rasul akan memberikan kabar gembira kepadanya. Adapun orang yang menentangnya, maka para rasul akan menjadi peringatan baginya. Para rasul diperintahkan untuk menegakkan agama di dunia ini.
Allah berfirman.
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحاً وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu ‘Tegakkan agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.’ Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)Nya orang yang kembali (kepada)-Nya.” (Qs. Asy-Syura: 13)
Islam adalah agama yang dipilih Allah untuk makhluk-Nya. Agama yang dibawa Nabi merupakan agama yang paripurna. Allah tidak akan menerima agama selainnya. Jadi agama ini adalah agama penutup, yang dicintai dan diridhaiNya.
Allah berfirman.
يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
“Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada)-Nya.” (Qs. Asy-Syura: 42)
Sebagian ahli ilmu mengatakan, Sebelumnya aku mengira bahwa orang yang bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya. Dan orang yang meridhoi Allah, niscaya Allah akan meridhoinya. Dan barang siapa yang mencintai Allah, niscaya Allah akan mencintainya. Setelah aku membaca Kitabullah, aku baru mengetahui bahwa kecintaan Allah mendahului kecintaan hamba pada-Nya dengan dasar ayat,
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
“Dia mencintai mereka dan mereka mencitai-Nya.” (Qs. Al Maaidah: 54)
Ridha Allah kepada hambaNya mendahului ridha hamba kepada-Nya dengan dasar ayat,
رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ
“Allah meridhoi mereka dan mereka meridhoi-Nya.” (Qs. At-Taubah: 100)
Dan aku mengetahui bahwa penerimaan taubat dari Allah, mendahului taubat seorang hamba kepada-Nya dengan dasar ayat,
ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُواْ إِنَّ
“Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.” (Qs. At-Taubah: 118)

Sabtu, 06 Agustus 2011

RAHASIA PUASA

Sebagai muslim yg sejati kedatangan dan kehadiran Ramadhan yg mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yg amat membahagiakan kita. Betapa tidak dgn menunaikan ibadah Ramadhan amat banyak keuntungan yg akan kita peroleh baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Di sinilah letak pentingnya bagi kita utk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya al-Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yg bisa kita buka utk selanjutnya bisa kita rasakan keni’matannya dalam ibadah Ramadhan. Menguatkan Jiwa Dalam hidup tak sedikit kita dapati manusia yg didominasi oleh hawa nafsunya lalu manusia itu menuruti apa pun yg menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yg bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya di dalam Islam ada perintah utk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha utk bisa mengendalikannya bukan membunuh nafsu yg membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yg bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan malapetaka besar akan terjadi krn manusia yg kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah SWT sebagai Tuhan yg benar kepada hawa nafsu yg cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.
Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yg artinya “Maka pernahkah kamu melihat orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.” . Dengan ibadah puasa maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yg membuat jiwanya menjadi kuat bahkan dgn demikian manusia akan memperoleh derajat yg tinggi seperti layaknya malaikat yg suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala doanya dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda yg artinya “Ada tiga golongan orang yg tidak ditolak doa mereka orang yg berpuasa hingga berbuka pemimpin yg adil dan doa orang yg dizalimi.” . Mendidik Kemauan Puasa mendidik seseorang utk memiliki kemauan yg sungguh-sungguh dalam kebaikan meskipun utk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yg baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yg baik meskipun peluang utk menyimpang begitu besar. Karena itu Rasulullah saw menyatakan bahwa puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima.
Kekuatan rohani yg prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau keni’matan duniawi yg sangat besar dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yg dialami sangat sulit. Menyehatkan Badan Disamping kesehatan dan kekuatan rohani puasa yg baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah saw tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yg membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yg masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan apalagi di dalam Islam isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga sepertiga utk makanan sepertiga utk air dan sepertiga utk udara.
Mengenal Nilai Keni’matan Dalam hidup ini sebenarnya sudah begitu banyak keni’matan yg Allah berikan kepada manusia tapi banyak pula manusia yg tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa ni’mat krn menginginkan dua dapat dua tidak terasa ni’mat krn menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi apa yg diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan krn begitu banyak orang yg memperoleh sesuatu tidak lbh banyak atau tidak lbh mudah dari apa yg kita peroleh. Maka dgn puasa manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang keni’matan yg sudah diperolehnya tetapi juga disuruh merasaakan langsung betapa besar sebenarnya ni’mat yg Allah berikan kepada kita. Hal ini krn baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yg kita alami dan pada saat kita berbuka puasa terasa betul besarnya ni’mat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Kamis, 04 Agustus 2011

Puasa dan Kesehatan

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana juga telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah: 183).
Dan andai kalian memilih puasa tentulah itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui (Q.S. Al-Baqarah: 184).

Dua ayat di atas menggambarkan tentang kewajiban puasa dan manfaatnya. Kecuali kita mendapati maksud untuk menjadikan orang yang berpuasa bertaqwa, tapi juga manfaat di luar itu; seperti untuk kesehatan. Setidaknya kita juga mendapati hadits yang menyatakan ’shûmû tashihhû’ ; berpuasalah niscaya kalian akan sehat !.

Sesungguhnya puasa, setelah melalui berbagai penelitian ilmiah dan terperinci terhadap organ tubuh manusia dan aktivitas fisiologisnya menemukan bahwa puasa secara jelas adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh tubuh manusia sehingga ia bisa terus melakukan aktivitasnya secara baik. Dan puasa benar-benar sangat penting dan dibutuhkan bagi kesehatan manusia sebagaimana manusia membutuhkan makan, bernafas, bergerak, dan tidur. Maka manusia sangat membutuhkan hal-hal ini. Jika manusia tidak bisa tidur, makan selama rentang waktu yang lama maka ia akan sakit. Maka, tubuh manusia pun akan mengalami hal yang jelek jika ia tidak berpuasa.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasaa'i dari shahabat Abu Umamah:"Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku satu amalan yang Allah akan memberikan manfaat-Nya kepadaku dengan sebab amalan itu". Maka Rasulullah bersabda, "Berpuasalah, sebab tidak ada satu amalan pun yang setara dengan puasa".

Dan sebab pentingnya puasa bagi tubuh adalah karena puasa bisa membantu badan dalam membuang sel-sel yang sudah rusak, sekaligus sel-sel atau hormon atau pun zat-zat yang melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh. Dan puasa, sebagaimana dituntunkan oleh Islam adalah rata-rata 14 jam, kemudian baru makan untuk durasi waktu beberapa jam.

Ini adalah metode yang bagus untuk sistem pembuangan sel-sel atau hotmon yang rusak dan membangun kembali badan dengan sel-sel baru. Dan ini sangat berbeda dengan apa yang difahami kebanyakan orang, bahwa puasa menyebabkan orang menjadi lemah dan lesu. Puasa yang bagus bagi badan itu adalah dengan syarat dilakukan selama satu bulan berturut-turut dalam setahun, dan bisa ditambahkan 3 hari setiap bulan. hal ini sesuai benar dengan anjuran Rasulullah dalam sebuah haditsnya: ’Siapa yang berpuasa tiga hari setiap bulan, maka itu sama dengan puasa dahr (puasa sepanjang tahun)’.

Kalau memakai analisis matematika Al-Qurkan, kita akan menemukan relefansinya dengan firmanNya: ’Barangsiapa yang beramal dengan satu perbuatan baik, maka Allah memberikan kepadanya 10 kali lipat dari amalan itu’ (QS Al-An’âm : 160) . Nah, satu hari dihargai 10 hari oleh Allah, maka 3 hari dihargai 30 hari, dan bila 3 hari setiap bulan maka menjadi 36 hari. Dan ini senilai dengan 360 hari atau satu tahun dalam penghargaan Allah.

Karenanya, berpuasa kecuali dengan menargetkan kwalitas ketakwaan yang bersifat kosmis juga kwalitas kesehatan yang bersifat fisik. Manfaat itu bagaikan dua mata koin dari puasa yang kita lakukan sebulan penuh itu. Semoga

Selasa, 02 Agustus 2011

Menggali Cinta dengan Puasa


Fathurahman Az Zidany,

Marilah rasa takwa selalu kita pelihara dan kita tingkatkan, sehubungan keberadaan bulan Ramadan, syahrul ibadah. Sebuah bulan dengan kondisi yang sangat mendukung sekali bagi peningkatan kadar keimanan, maka hendaklah selalu diupayakan peningkatan kualitas puasa dengan berlomba mencari pahala dan mengerjakan amal kebajikan, sehingga tercatat oleh Allah sebagai manusia yang berprestasi di bulan Ramadan ini.
Ternyata bukan hanya umat Muhammad yang berpuasa. Sejarah mencatat, sebelum kedatangan Muhammad, umat nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa, puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya. Bahkan, Nabi Adam Alaihissalam diperintahkan untuk tidak memakan buah khuldi, yang ditafsirkan sebagai bentuk puasa pada masa itu. “Janganlah kamu mendekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 35).
Begitu pula Nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun berpuasa. Dalam Surah Maryam dinyatakan, Nabi Zakaria dan Maryam sering mengamalkan puasa. Nabi Daud Alaihissalam, seorang raja besar nan agung pun sehari berpuasa dan sehari berbuka pada tiap tahunnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri sebelum diangkat menjadi rasul, telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke-10 bulan Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain. Malah masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.
Demikian juga dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan, melakukan puasa demi kelangsungan hidupnya. Selama mengerami telur, ayam harus berpuasa. Demikian pula ular, berpuasa baginya untuk menjaga struktur kulitnya agar tetap keras terlindung dari sengatan matahari dan duri hingga ia tetap mampu melata di bumi. Ulat-ulat pemakan daun pun berpuasa, jika tidak ia tak akan lagi menjadi kupu-kupu dan menyerbuk bunga-bunga.
Sehingga kesimpulannya, puasa adalah merupakan sunnah kehidupan (sunnah thoyyibah). Puasa merupakan hukum-hukum kehidupan yang sebenarnya memang wajar adanya bilamana manusia ingin menjadi lebih baik. Jika berpuasa merupakan sunnah thobi'iyyah (sunnah kehidupan) sebagai langkah untuk tetap survive, mengapa manusia tidak? Terlebih lagi jika kewajiban puasa diembankan kepada umat Islam, tentu saja memikili makna filosofis dan hikmah tersendiri. Karena, ternyata puasa bukan hanya menahan dari segala sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain, melainkan merefleksikan diri untuk turut hidup berdampingan dengan orang lain secara harmonis, memusnahkan kecemburuan sosial serta melibatkan diri dengan sikap tepa selira dengan menjalin hidup dalam kebersamaan, serta melatih diri untuk selalu peka terhadap lingkungan.
Rahasia-rahasia tersebut ternyata ada pada kalimat terakhir yang teramat singkat pada ayat 183 Surah Al-Baqarah. Allah SWT memerintahkan, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Allah SWT mengakhiri ayat tersebut dengan “agar kalian bertakwa”. Syekh Musthafa Shodiq al-Rafi'ie (w. 1356 H/1937 M) dalam bukunya Wahyu al-Qalam mentakwil kata ‘takwa’ dengan ittiqa, yakni memproteksi diri dari segala bentuk nafsu kebinatangan yang menganggap perut besar sebagai agama, dan menjaga humanisme dan kodrat manusia dari perilaku layaknya binatang. Dengan puasa, manusia dapat menghindari diri dari bentuk yang merugikan diri sendiri dan orang lain, sekarang atau nanti. Generasi kini atau esok.
Mazhab sosialisme, paham komunisme yang sudah bangkrut, yang cuma sekadar menganggap bahwa agar tidak ada orang miskin maka semua manusia harus sama rata-sama rata, yang menganggap landasan hidup adalah materialisme dan tidak mengakui adanya Tuhan, akhirnya harus tunduk dan mengaku kalah dengan sistem ajaran Islam.
Puasa sebagai ‘satu-satunya sistem sosialis yang paling unik dan justru paling benar!’ Bagaimana tidak, puasa adalah kefakiran secara ‘paksa,’ semua orang Islam dipaksa miskin, semua dipaksa untuk menderita, dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh syariat agama kepada seluruh umat (Islam) tanpa pandang bulu. Islam memandang sama derajat manusia, terutama soal ‘perut’. Mereka yang memiliki Dollar, atau yang mempunyai sedikit Rupiah, atau orang yang tak memiliki sepeser pun, tetap merasakan hal yang sama: lapar dan haus.
Jika salat mampu menghapus citra arogansi individual manusia diwajibkan bagi insan Muslim, haji dapat mengikis perbedaan status sosial dan derajat umat manusia diwajibkan bagi yang mampu, maka puasa adalah kefakiran total insan bertakwa yang bertujuan mengetuk sensitivitas, dan rasa solidaritas manusia dengan metode amaliah (praktis), bahwasanya kehidupan yang benar berada di balik kehidupan itu sendiri. Dan kehidupan itu mencapai suatu tahap paripurna manakala manusia memiliki kesamaan rasa, atau manusia ‘turut merasakan’ bersama, bukan sebaliknya. Manusia mencapai derajat kesempurnaan (insan kamil) tatkala turut merasakan sensitivitas satu rasa sakit, bukan turut berebut melampiaskan segala macam hawa nafsu.
Ada sejenis kaidah jiwa, bahwasanya ‘cinta’ timbul dari rasa sakit. Di sinilah letak rahasia besar sosial dari hikmah berpuasa. Dengan jelas dan akurat, Islam melarang keras segala bentuk makanan, minuman, aktivitas seks, penyakit hati dan ucapan merasuki perut dan jiwa orang yang berpuasa.
Dari lapar dan dahaga, betapa kita dapat merasakan mereka yang berada di garis kemiskinan, manusia papa yang berada di kolong jembatan, atau kaum tunawisma yang kerap berselimutkan dingin di malam hari atau terbakar terik matahari di siang hari. Ini adalah suatu sistem, cara praktis melatih kasih sayang jiwa dan nurani manusia. Adakah cara yang paling efektif untuk melatih cinta? Bukankah kita tahu bahwa selalu ada dua sistem yang saling terkait: yang melihat dan yang buta, yang cendikia dan yang awam, serta yang teratur dan yang mengejutkan.
Jika cinta antara orang kaya yang lapar terhadap orang miskin yang lapar tercipta, maka untaian hikmah kemanusiaan di dalam diri manusia akan muncul. Orang yang berpunya dan hatinya selalu diasah dengan puasa, maka telinga jiwanya mendengar suara sang fakir yang merintih. Ia tidak serta-merta mendengar itu sebagai suara mohon pengharapan, melainkan permohonan akan sesuatu hal yang tidak ada jalan lain untuk disambut, direngkuh dan ditanggapi akan makna tangisannya itu. Orang berpunya akan memaknai itu semua atas pengabdian yang tulus, iimaanan wa ihtisaaban. Semua karena Allah, karena hanya Dia Sang pemilik segala.
66 tahun Indonesia telah merdeka, maka minimal 66 kali mayoritas bangsa Indonesia telah melaksanakan puasa Ramadan. Tetapi puasa bangsa Indonesia belum mewujudkan harapan dari perintah Allah tentang ibadah puasa ini. Bangsa Indonesia belum bisa meraih kemenangan spiritual dalam perjalanannya. Sehingga ketika badai krisis masih sering kali datang, dan kita tidak mampu berlindung, sehingga terjadilah krisis berkepanjangan.
Padahal kita tahu, bahwa biang kerusuhan dan kerusakan bangsa adalah kemiskinan, tentu saja yang dimaksud adalah kemiskinan struktural. Yaitu, kemiskinan yang dikondisikan. Negara kita digoyang oleh berbagai krisis karena mereka yang ‘di atas angin’, kaum elite dan orang yang diberi kekuatan lebih, sengaja menciptakan kemiskinan struktural dari semua jenis kemiskinan, baik miskin fisiologi, miskin intelektual, miskin emosional dan miskin spiritual.
Semua kemiskinan itu menyebabkan kita lemah fisik, lemah mental dan lemah agama. Akibat kemiskinan yang merata ini, maka kita sulit mencari solusi untuk keluar dari krisis. Miskin fisiologi menyebabkan lemahnya bekerja secara fisik, yang akhirnya menjadi manusia yang tidak produktif.
Miskin intelektual menyebabkan kita tidak menemukan jalan keluar yang logis dan sistematis. Miskin emosional membuat kita tidak memahami orang lain, kita hanya memahami kepentingan diri sendiri, kelompok kita sendiri atau golongan kita sendiri. Miskin spiritual keagamaan menghasilkan manusia-manusia yang tidak mengerti makna hidup. Kita tidak mengerti makna kebersamaan hidup. Akhirnya, dengan adanya kemiskinan yang melanda negeri kita ini, kita senantiasa hidup dalam perbudakan, baik perbudakan dari bangsa sendiri maupun bangsa lain dalam pelbagai macam bentuknya.
Demikian tadi sekadar perenungan akan makna yang kadang justru kita lupakan. Puasa, jangan sekadar menganggap sebuah perintah “penyiksaan” untuk diri sendiri. Tapi harusnya lebih lanjut mampu kita renungkan, bahwa dengan rasa lapar ini, kita bisa mempunyai rasa solidaritas kepada kaum miskin papa. Semoga ibadah puasa kita mampu mengantarkan kita menjadi orang yang bertakwa dan meraih kemenangan spiritual.

Minggu, 31 Juli 2011

APA ITU PUASA DAN HAKEKATNYA

Syukur alhamdulillah kita masih diberikan nikmat usia dan waktu untuk bertemu lagi dengan bulan suci ramadhan pada tahun ini. Tiada kata yang patut diucapkan atas karunia Sang Khalik pada Hamba-hambanya ini yang tiada henti-henti dan bosan-bosannya melimpahkan rahmat-Nya.

Bulan puasa adalah bulan yang diberikan special dan khusus kepada umat sesudah Muhammad. Bulan puasa ini adalah bulan dimana kita diberikan pahala dan bonus yang berlipat ganda. Ini tidak ada pada bulan-bulan yang lainnya. Sudah sepantasnya kita berlomba-lomba untuk mendapatkan emas dari Yang Maha Kuasa dengan memperbanyak berbuat baik dan mengambil hakekat dari puasa ini. Kapan lagi? Selagi kita diberikan roda waktu untuk bertemu dengan puasa tahun ini, apalagi kalau bisa bertemu lagi pada puasa tahun depan, bagaimana kalau tidak?sungguh merasa meruginya kita yang tidak mampu untuk berfikir kearah yang lebih benar dan lurus.

Puasa itu dibagi menjadi tiga tingkatan. Yang pertama adalah puasa general atau puasa orang kebanyakan yaitu puasa dimana orang-orang menjalankan puasa yaitu menahan lapar dan haus dari setelah imsak sampai beduk maghrib tiba, begitu seterusnya. Jadi menurut syariat ini benar karena sudah berjalan pada alurnya. Yang kedua yaitu puasa khusus ialah merupakan puasa sesuai dengan syariat tapi juga menahan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa yakni menahan segala hawa nafsu, pandangan, hati, pikiran, sikap dan tingkah lakunya. Syukur kalau kita sudah termasuk dalam tingkatan ini. Yang ketiga adalah puasa diatas puasa khusus yaitu puasa yang dimana setiap waktu selalu mengingat nama Allah, setiap waktu selalu berdzikir.jadi tingkatan ini bisa dikatan sebagai tingkatan super,wah kebayang ga sih…..

Pertanyaanya sekarang, termasuk dalam puasa golongan/tingkatan berapakah kita ini?

Faktanya dewasa ini, setiap orang yang merasa terpanggil dan terketuk hatinya pasti akan menjalankan ibadah puasa. Tapi kebanyakan dari kita hanya mengikuti jalur atau menurut syariatnya saja dalam menjalankannya. Yaitu, just menahan lapar dan dahaga saja, sedangkan yang lain-lainnya tidak ditahan seperti KORUPSI, MENCURI, BERGOSIP RIA, BERJUDI,etc yang sejenisnya. Padahal bulan puasa ini merupakan bulan pembelajaran bagi kita untuk introspeksi diri pada bilan-bulan yang telah berlalu atas segala khilaf nan dosa yang disengaja ataupun tidak. Nah didalam bulan ini kita justru harus dapat mengambil hakekatnya dan menjadi bekal untuk tuntunan hidup kita sehabis ramadhan ini. Karena sesungguhnya kita merasa sangat rugi karena hanya merasa terpanggil untuk menunaikan ibadah puasa hanya sesuai dengan syariatnya tapi tidak mau mengambil pelajaran dan hakekatnya di balik itu semua. Mari kita berdoa agar supaya kita semuanya merupakan orang-orang yang akan diterima pahala puasanya dan mengupayakan diri untuk masuk dalam golongan orang-orang yang puasanya adalah dalam puasa khusus yaitu puasa untuk menahan segala sesuatunya baik itu lapar, haus, nafsu, gerak badan, pikiran dal lain sebagainya. Apalagi kalau bisa menjadi golongan puasa diatas puasa khusus, yaitu puasa yang tidak pernah lepas dari dzikir dan selalu mengingat kepada Allah SWT.

Kamis, 28 Juli 2011

JANGAN BERSIKAP MALAS!!!


Suatu hari, ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah lunglai. Oh, manakah hati yang belas kasihan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah merasa kasihan, lalu beliau pun pulang ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Setelah dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya.

Si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas ia tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi uang dan selembar kertas yang bertulis, "Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cobalah bermohon kepadaNya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai nasibku."

Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan selembar kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang ketika mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti kemarin juga, di dalam bungkusan itu tetap ada selembar kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak ridha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan, jangan berbuat demikian. Jika ingin senang, harus giat bekerja dan berusaha, karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan memperkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan do'a orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah, carilah segera pekerjaan, saya do'akan semoga berhasil."

Setelah dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insyaf dan sadar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha. Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak hari itu, sikapnya pun berubah mengikuti peraturan-peraturan hidup (Aturan Allah) dan tidak lagi melupakan nasihat orang yang memberikan nasihat itu.

***

Dalam Islam, tidak ada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajarkan kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita terhenti di tepi jalan.
Penulis : Ade S.W.

Sabtu, 23 Juli 2011

OTAK


10 Misteri Otak Manusia yang Belum Terpecahkan


Jangankan alam sekitar, diri sendiri kita pun masih banyak menyimpan tanda tanya. Otak manusia bisa disamakan dengan prosesor komputer. Bedanya, kinerja prosesor dapat diuraikan secara logika, sedangkan otak kita tidak.
Ada sepuluh misteri yang masih menyelubungi seluk beluk otak manusia. Ilmuwan masih terus mencoba mencari penjelasan ilmiahnya. Tapi tetap saja misteri itu merupakan rahasia kehidupan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Berikut 10 misteri seputar otak manusia yang kita alami sehari-hari, tapi tetap kita tak mampu mencari penyebabnya.
1. Kesadaran
Saat bangun di pagi hari, kita tersadar dari tidur. Menikmati sinar matahari dari celah jendela, udara pagi nan sejuk, dan seterusnya. Kita menyebutnya sebagai kesadaran. Bidang ini memicu topik majemuk yang dibahas ilmuwan sejak zaman dulu. Pakar neurologi mutakhir menjabarkan kesadaran sebagai suatu topik riset realistis.
2. Hidup Membeku
Hidup abadi memang hanya ada dalam khayalan manusia. Namun ilmuwan telah menemukan cryonic, temuan yang mampu membuat manusia memiliki dua kehidupan. Salah satu pusat cryonic adalah Alcor Life Extension Foundation, di Arizona, yang menyimpan tubuh mahluk hidup dalam tabung berisi nitrogen cair dengan suhu minud 320 fahrenheit.
Idenya adalah manusia yang sudah meninggal akibat penyakit akan dicairkan dan dihidupkan kembali di masa mendatang saat penyakit itu sudah bisa disembuhkan. jenazah Ted Williams, pemain baseball kenamaan disimpan di sini. Karena teknologinya belum ditemukan, maka penghidupan kembali belum dilakukan. namun tubuhnya sudah “dilelehkan” dengan suhu yang tepat sehingga sel-selnya membeku dan memecah.
3. Misteri Kematian
Bagaimana manusia menjadi tua? manusia terlahir dengan mekanisme tubuh yang mampu bertahan dari penyakit. Itu sebabnya luka bisa sembuh sendiri wanta diobati. Tapi seiring dengan bertambah usia, mekanisme itu menurun. kenapa bisa begitu? Ada dua teori penjelasannya. Pertama, penuaan adalah bagian dari genetika manusia. Kedia, penuaan adalah hasil dari sel-sel tubuh yang rusak.
4. Alam VS Asuhan
Perdebatan tentang pikiran dan kepribadian manusia masih berkutat antara dua hal di atas. Kepribadian dan pemikiran manusia dikatakan dikontrol oleh gen atau lingkungan?Atau bisa jadi keduanya? Masih belum ada kesepakatan di kalangan ilmuwan tentang hal ini.
5. Pemicu Otak
Tertawa adalah hal yang paling sedikit dipahami dari perilaku manusia. Para ilmuwan menemukan bahwa selama tertawa, ada tiga bagian otak yang terlibat. Pertama, bagian yang berpikir sebelum kita memahami suatu gurauan. Kedua, area yang bergerak untuk memberitahu otot kita untuk melakukan sesuatu. Lalu sebuah area emosional yang menggugah perasaan geli.
John Morreall, ilmuwan peneliti humor dari College of William and Mary, menemukan bahwa tertawa adalah respon bermain atas kisah yang tidak sesuai dengan harapan. Tertawa juga mampu menular pada orang lain.
6. Daya Ingat
Beberapa pengalaman sulit dilupakan, sebaliknya kita justru kerap melupakan hal-hal penting. Bagaimana itu bisa terjadi? menggunakan teknik pencitraan otak, ilmuwan menemukan adanya mekanisme yang bertanggungjawab pada penciptaan dan penyimpanan memori. mereka menemukan hippocampus dan materi abu-abu otak yang berperan sebagai kotak memori. Tapi mengapa ada memori yang mudah diingat dan dipukana, masih tetap jadi misteri.
7. jam Biologis
Otak juga memiliki nukleus suprachiasmatic nucleus alias jam biologi. Bagian ini memprogram tubuh untuk mengikuti irama waktu 24 jam. Jam biologi juga menyesuaikan suhu tubuh, siklus bangun tidur, juga produksi hormon melatonin. Perdebatan terakhir adalah apakah suplemen melatonin mampu mencegah jet lag?
8. Perasaan Dihantui
Diperkirakan 80 persen dari sensasi pengalaman termasuk gatal, tertekan, nyaman dan rasa sakit datang dari bagian tubuh yang hilang. Ada orang yang mengalami adanya organ tubuh mereka yang tidka nampak tapi bisa merasakan. Salah satu penjelasan adalah adanya area syaraf di salah satu organ tubuh yang menciptakan konseksi baru pada saraf tulang belakang dan berlanjut mengirimkan sinyal ke otak.
9. Tidur
Mengapa manusia butuh tidur? Ilmuwan paham bahwa semua mamalia butuh tidur cukup. Tidak cukup tidur berkepanjangan akan menimbulkan halunisasi bahkan kematian. Ada dua tingkatan dalam tidur, yakni tidur yang non-rapid eye movement (NREM), terjadi selama otak memperlihatkan rendahnya aktivitas metabolik. Lalu tidur tingkat rapid eye movement (REM), saat otak masih cukup aktif.
10. Mimpi
Selain tidur, mimpi juga menjadi misteri. Kemungkinannya adalah, bermimpi merupakan latihan otak yang menstimulasi trafik synap antar sel-sel otak. Teori lain mengatakan manusia bermimpi mengenai tugas dan emosinya yang tak sempat diperhatikan selama mereka terjaga di siang hari.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com

Jumat, 22 Juli 2011

DAJJAL


Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa sepanjang zaman tidak ada fitnah yang lebih dahsyat daripada fitnah Dajjal.
مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ
تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 20/212)
            Bahkan di dalam hadits lain Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ
أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ
مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau bersabda:”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 5/389)
Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang masalah.
Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ” Ahmad Thomson berpendapat bahwa dunia yang kita jalani saat ini berupa sebuah Sistem Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia kemudian menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”
Mengingat bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang mendahului kemunculannya tentu berkaitan erat dengan fihak yang memang menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:
كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ
فِي الْأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan
mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)
            Ayat di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”aktor intelektual” di balik berbagai peperangan besar dan kekacauan sepanjang zaman. Mereka merupakan biang provokasi di berbagai belahan bumi, baik di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula fihak di belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.”
(QS Ali Imran 21-22)